SIEN RONNY SIAPKAN 1 MILYAR BAGI YANG INGIN BERSAING REBUT JUARA SF MURNI DARI BURUNG SENDIRI
Birdaily.com – Dalam beberapa tahun terakhir, menjadi hal biasa Perorangan atau Team bisa merebut juara umum dengan cara meminjam atau menyewa, baik sebagian bahkan semua pakai burung orang lain.
Sejauh ini, panitia memang hanya melihat dari struk yang tertulis. Belum bisa sampai jauh melihat apakah itu benar burung milik sendiri / anggota BC atau dari hasil meminjam / menyewa.
Sekarang bahkan sudah ada pihak-pihak yang dikenal sebagai penyedia jasa untuk merebut juara umum, entah itu SF juga BC. Jadi, yang ingin meraih juara umum bisa hanya bawa segepok uang saja, tanpa perlu repot-repot membawa burung.
Hal ini bisa menjadi kabar baik juga kabar buruk, tergantung dari sudut pandang mana yang kita lihat. Yang jelas, itulah fakta yang ada di depan mata kita para penghobi saat ini.
Untuk mereka yang merasa masih mengedepankan jiwa hobi, cara meminjam atau menyewa burung milik orang lain yang kemudian ditulis atau diklaim sebagai miliknya, dianggap mencederai sportivitas atau menghianati hati nurani. Kalau mau jujur, menang dengan cara itu hanya menghasilkan kepuasan semu, pongah.
Memang cara seperti itu lebih simpel, juga ekonomis. Tidak perlu beli burung yang mahal, tidak perlu repot menyiapkan perawatan harian hingga setingan. Tinggal pesan sama si penyedia jasa, deal harga, beres.
Namun, menang dengan cara ini dianggap tidak menghasilkan kepuasan apalagi kebanggaan yang sesungguhnya. Pemain lawas yang memiliki segudang burung juara seperti Sien Ronny pun mengaku risih dengan persaingan seperti itu.

“Kita sudah punya dan menyiapkan banyak burung yang secara kualitas dan penampilan terbaik, dan dalam beberapa bulan terakhir juga terus menambah lagi, beli dan beli lagi. kenapa? karena saya pengin menang dari burung-burung saya sendiri. Habis uang banyak tidak masalah karena itu akan menjadi kepuasan tersendiri. Karena kalau hati sudah bisa puas dan bangga, itu sebenarnya tidak bisa lagi dinilai dengan uang,” ujarnya.
Sien Ronny pun mengajak para kicaumania untuk sama-sama kembali ke jati diri seorang penghobi, kalah menang ya karena hasil dari burung milik sendiri. “Jangan suka pakai jalan pintas, mungkin bawa satu dua burung, lainnya hanya modal membelikan tiket dan mungkin juga janji sejumlah uang kalau bisa menyumbang poin. Memang itu lebih mudah dan murah. Kalau mau, mungkin misal dalam satu hari ada 10 lomba atau lebih di seluruh Indonesia, saya bisa memborongnya merebut juara umum SF semua. Di semua lomba yang digelar juara umum SF-nya Sien Ronny semua. Tapi di mana puasnya, di mana bangganya kalau bukan dari burung milik sendiri. Malah malu kan seharusnya,” imbuhnya.
Sayangnya, sepertinyaa sekarang banyak yang mengaku kicaumania tapi merasa asyik-asyik tanpa merasa malu meski menang dengan cara tersebut. Bahkan dengan bangganya bisa pamer di media sosial, sehari bisa juara umum di sekian event yang berbeda.
Di event akbar BnR Award. Sudah cukup lama beredar kabar burung ada pihak yang ingin merebut juara umum SF dan sudah mulai berburu burung-burung yang punya potensi untuk menjadi juara.
Hendak membeli burung juara kah? Ternyata tidak, tetapi sekadar mengajak bergabung, mau meminjam atau menyewa saja. Mungkin orang tersebut akan menyediakan tiket dan sejumlah uang, konon ada yang menyebutkan sampai angka 4 juta rupiah, setiap kali bisa menyumbangkan poin juara 1.
Untuk mengajak agar para kicaumania khususnya calon peserta BnR Award agar mau kembali ke “jalur yang benar” Sien Ronny pun mencoba membuat gebrakan.
“Ayo siapa saja kicaumania di tanah air. Ayo kita bersaing secara gentleman. Ayo kita bersaing dengan burung yang memang milik kita sendiri. Saya siap bertaruh 1 (satu) milyar rupiah bagi yang berani bersaing dengan saya dalam perebutan SF, syaratnya mesti burung milik sendiri,” tandasnya.
Bagaimana mengetahui itu burung milik sendiri atau meminjam. “Saya yakin itu bukan hal yang sulit. Para pemain itu pasti tahu apakah seekor juara memang milik sendiri atau hasil meminjam atau menyewa. Memang pada akhirnya, kita akan adu main kejujuran. Namanya kalau mau sportif atau pakai hati nurani, berarti memang harus berani jujur.”
Apakah ini menunjukkan Sien Ronny ingin sok-sokan? “Oh tidak, Sien Ronny tidak sedang sok-sokan. Saya juga tak bermaksud untuk arogan. Semua itu dilatarbelakangi agar kita semua kembali ke jati diri hobi burung.”
Sebagai kicaumania yang sudah eksis sejak era 90an, Sien Ronny tentu sudah banyak merasakan pahit manisnya lomba. Disebutkan, sejak dulu tidak ada tradisi meminjam atau menyewa burung, ada atau tidak ada perebutan juara umum. Baru beberapa tahun terakhir ini saja yang mulai aneh-aneh.
“Ajakan untuk taruhan ini arahnya ingin mengajak kita semua mencoba menjalani hobi secara apa adanya, buat dinikmati. Saya mau beli burung dengan harga mahal, tak lain dan tak bukan karena burung itu bagus, berkualitas, sehingga hobi burung berkicau yang kita jalani juga benar-benar bisa kita nikmati. Jadi bukan soal ambisi untuk memburu juara.”
Ajakan Sien Ronny untuk taruhan dengan nilai yang wow ini sesungguhnya menunjukkan betapa Sien Ronny berusaha untuk tetap konsisten dalam memegang prinsip yang diyakininya adalah benar.
Apakah persaingan murni dari burung milik sendiri akan benar-benar tersaji di BnR Award 2019? Kita lihat saja bersama-sama besuk Minggu 15 Desember di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.
Sumber berita: https://burungnews.com/